6. Manusia dan Pandangan Hidup

Minggu, 27 Maret 2011



1. Pengertian pandangan hidup dan ideologi

Pengertian Pandangan Hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati Karena menentukan masa depan seseorang. Sehingga perlu diketahui apa arti dari pandangan hidup.
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. 
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.
Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi, maka panandangan hidup itu disebut ideologi.

Pengertian Ideologi
Ideologi adalah sebuah pandangan hidup yang luas. Bisa disebut juga sebuah prinsip yang dijadikan pengangan untuk mengarungi hidup ini.


3. macam-macam sumber pandangan hidup

Semuanya mempunyai sumber/dasar, begitu juga pandangan hidup. Dibawah ini macam sumber pandangan hidup. 
Macam-macam sumber pandangan hidup :
1.  Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.  Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
3.  Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. 

4. pandangan hidup muslim
Rumusan tugas hidup seorang muslim bisa dibuat berdasarkan citarasa sebagai manusia yang hidup di tengah realita objektip, oleh karena itu rumusan tugas hidup dapat berbeda-beda. Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah Allah, Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Disebutkan dalam Al Qur’an bahwa tidaklah Tuhan menjadikan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepada-Nya. Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup, tetapi tugas yang harus dikerjakan sepanjang hidupnya. 

Ibadah mengandung arti untuk menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Allah Yang Maha Besar, Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada-Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah rendah hati, tidak sombong, dan disiplin. Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat mahdhah/murni, yakni ibadah yang hanya memiliki satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Allah Yang Maha Kuasa, seperti shalat, puasa, ada ibadah yang bersifat material-sosial seperti; zakat dan sadaqah, ada ibadah bersifat fisik seperti ibadah haji. 

Ibadah juga terbagi menjadi dua klasifikasi; ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus adalah ritual yang bersifat baku yang ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi Muhammad SAW, sedangkan ibadah umum adalah semua perbuatan yang baik, dikerjakan dengan niat baik dan dilakukan dengan cara yang baik pula. Ibadah khusus seperti shalat lima waktu sehari semalam adalah tugas, taklif dari Allah SWT yang secara khusus diperuntukkan kepada orang-orang mukmin yang telah baligh.

Puasa, Zakat (zakat fitrah, zakat mal) bagi yang telah memenuhi syaratnya, dan ibadah haji bagi yang mampu, memotong hewan kurban bagi.

5. Pengertian ideologi

Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata Idea yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan “ideaĆ¢€” disamakan artinya dengan citacita.

Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi yaitu “science of idea”, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.

6. Pengertian tentang cita-cita
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. 
 
Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain : cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan

Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya tergantung dari 3 faktor. Pertama, factor manusia yang memiliki cita-cita; Kedua kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

7. Pengertian kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsure terpisah bila manusia meninggal.

Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati merupakan hakim untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik, begitu sebaliknya. 

Jadi baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya, karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
 
8. Makna kebajikan
Dari An-Nawwas bin Sam'an ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Kebajikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah sesuatu yang mengganjal dalam jiwamu dan engkau tidak suka bila hal itu terlihat oleh manusia (orang lain)" (HR Muslim).
Dan dari Wabishah bin Ma'bad ra, ia berkata, "Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau bertanya,'Engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?' Saya menjawab,’Ya.’ Beliau bersabda, 'Mintalah fatwa kepada hatimu; kebajikan adalah sesuatu yang jiwamu tenteram kepadanya dan hatimu menjadi tenang, dan dosa adalah sesuatu yang mengganjal di dalam jiwa dan ragu di dada, meski manusia memberi fatwa kepadamu'" (Imam Nawawi berkata, "Hadits hasan, kami meriwayatkannya dalam dua kitab Musnad; Ahmad bin Hanbal dan Ad-Darimi dengan isnad hasan").

Takhrij hadits
Hadits Arba'in An-Nawawiyah yang ke-27 ini terdiri atas dua hadits:
a.        Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Nabi, An-Nawwas bin Sam'an. Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Al-Birru wash     Shilah, bab Tafsirul Birri wal Itsmi, hadits nomor 25539.

b.  Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Nabi, Wabishah bin Ma'bad. Hadits ini       menurut Imam Nawawi adalah hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad    bin Hanbal dalam Musnad-nya (IV/228), dan oleh Imam Ad-Darimi, juga    alam Musnad-nya (II/245-246).

Dua definisi kebajikan
Dua hadits yang merupakan hadits ke-27 dari kitab Arba'in An-Nawawiyyah ini di antaranya menjelaskan tentang al-birru (kebajikan). Ada dua definisi yang disampaikan dua hadits ini, yaitu:
1.   Yang dimaksud al-birru adalah husnul khuluq (berakhlak yang baik),

2.   Kebajikan adalah sesuatu yang jiwamu tenteram kepadanya dan hatimu  menjadi tenang.
 
9. Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku

Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang, seperti:
1. Faktor pembawaan (heriditas)
2. Faktor lingkungan (environment) dan
3. Faktor pengalaman.


10. Pengertian usaha/perjuangan.
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan sudah kodrat manusia. 
 
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak berkerja keras dengan otak/ilmunya, dan para buruh, petani lebih banyak menggunakan jasmaninya. Para tukang dan para ahlui lebih banyak menggunakan kedua-keduanya daripada salah satu.

Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sedangkan pemalas pembuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.

11. 3 aliran filsafat

Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :

1. Aliran naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan.
 
2. Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan akal. 
Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa.

Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut akal itulah yang baik.

3. Aliran gabungan

Dasar aliran ini idalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.

Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir, sedangkan hati nurani dinomor duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan hidup ini disebut sosialisme. 
 
Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani), logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
 
12. keyakinan/kepercayaan

Keyakinan/Kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
  Kepercayaan dalam bahasa inggrisnya dinamakan "trust or believe" ini merupakan suatu bentuk nyata dalam kehidupan dimana menjadi berharga dari intan berlian sekalipun. Agama pun mengajarkan pentingnya kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa atau Allah SWT. Ini esensi penting dalam beragama karena tanpa ini maka keimanan seseorang diragukan. Orang yang tidak mempercayai Tuhan adalah atheis.

Kepercayaan dalam bisnis sangat penting karena tanpa kepercayaan sulit bisnis dapat dijalankan dengan baik. Apabila ada seseorang datang kepada kita untuk meminjam sejumlah uang yang menutupi utang-utang bisnisnya lantas kita mempercayai begitu saja hanya dengan modal kepercayaan bahwa seseorang tersebut dapat mengembalikan uang kita dikemudian hari?

Seseorang yang akan menggadaikan barang di pegadaian tentu sang petugas pegadaian tidak percaya begitu saja tanpa adanya perjanjian kertas bermaterai. Surat inilah bukti kuat atas kepercayaan sang petugas pada si penggadai barang.

Selanjutnya klik di sini :
13.  Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik.  

Sumber :
MKDU : Ilmu Budaya Dasar

Opini :

Manusia dalam hidup ini perlu mempunyai pandangan hidup untuk mencapai cita-cita dan masa depan yang ceraha. Jika dia tidak mempunyai dia akan tidak terarah dalam hidup ini dan di injak-injak oleh orang lain. Karena bagaikan angin yang ikut kesana dan kesini. 

Jadi, kita harus punya pandangan hidup untuk tujuan dan mencapai cita-cita kita. Sehingga kita tidak mudah goyah dalam menjalani hidup ini. Dan kita akan mempunyai prinsip dan tidak mudah diinjak-injak oleh orang lain. Seperti para pahlawan kita yang membuat bangsa Indonesia tidak mudah diremehkan oleh bangsa lain.
  

0 komentar:

Posting Komentar